Nasida Ria adalah sebuah band kasidah modern Indonesia yang terdiri dari 9 wanita dari Semarang, Jawa Tengah. Bandnya dibentuk pada tahun 1975. Pertamanya, Nasida Ria dikelola oleh H. Mudrikah Zain, tetapi sekarang dikelola oleh Choliq Zain. Band ini merupakan salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia.[1]
lagu kasidah tahun 2000 indonesia
Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat tiga tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records.[1] Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab.[2] Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab.[2] Setelah saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya Nasida Ria diubah; Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.[2]
Gaya Nasida Ria yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku", dan "Kota Santri", banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota.[2] Mereka juga muncul di telivisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.[2]
Koran Republika mencatat bahwa Nasida Ria diikuti berbagai pemusik kasidah modern pada tahun 1990-an, termasuk Haddad Alwi dan Sulis. Sementara di Malaysia, genre tersebut menjadi terkenal dengan grup seperti Raihan, Rabbani, Hijjaz dan Saujana.[6]
Beberapa tahun terakhir, video lagu-lagu Nasida Ria sering tersebar sebagai meme. Siapapun sulit tidak terpukau menyaksikan sekelompok muslimah menyanyikan lirik tentang otomatisasi mesin menggeregoti buruh kerah biru, pentingnya jurnalisme yang akuntabel dan independen, hingga anjuran agar tidak terisap dalam dunia siber.
VICE Indonesia: Saat bergabung di Nasida Ria, Ibu Rien usianya berapa?Rien Jamain: Masih kecil, berapa ya? Mungkin 17-18 tahun, pokoknya belum sampai 20 tahun. Mas Choliq Zain aja masih kecil, masih SD. Saya dari generasi pertama, kalau sekarang isinya udah campur. Ya semoga bisa langgeng, karena niatnya dakwah lewat seni. Dari awal gabung sudah bisa main alat musik Bu?Belajar dulu, kan pas saya ikut dulu alat musiknya masih pakai rebana aja. Terus baru lengkap dan latihan, kami mengundang guru musik dari RRI waktu itu. Nasida Ria total menghasilkan berapa album sih bu? Album mana paling disukai pendengar?34 album volume atau reguler. Tapi ada juga Pop Song, Arabic Song, Top Hits, macem-macem. Masalahnya gini, contohnya kami rekaman 13 lagu, yang masuk kaset kan 10. Nah sisanya dikumpulkan jadi album baru. Sudah ratusan itu, enggak bisa dihitung. Kami sendiri malah enggak punya kasetnya, tapi penggemar Nasida Ria yang dari dulu pasti hafal lagu-lagu Nasida Ria dari awal, punya kasetnya juga. Sering ada yang nanyain lagu, kami malah lupa [tertawa]. Orang-orang sukanya lagu-lagu lama, lagu baru kayaknya jarang yang suka tuh. Sukanya lagu-lagu kuno yang jaman dulu. Jadi emang musiknya Nasida Ria itu dipengaruhi musik Arab?Iya. tapi ya enggak Arab banget. Lebih ke qasidah modern. Kalau Arab musiknya memang lain, kendangnya kan bukan kendang dangdut, tapi kalau lagu qasidah modern kendangnya agak ke dangdut. Lha, kamu kenapa wawancara Nasida Ria?
NASida Ria Grup musik kasidah, Nasida Ria, telah 45 tahun berkarya. Di masa pandemi, mereka tak lagi pentas di hadapan orang banyak, tapi beralih ke ranah virtual.Semua personelnya minimal menguasai tiga jenis alat musik dan vokal sehingga dapat saling bergantian ketika pentas.
NASida Ria Pada era 1980-1990an, Nasida Ria sangat produktif. Dalam setahun mereka mampu merilis dua album berisi 20 lagu. Tercatat mereka sudah sudah menghasilkan sekitar 400 lagu dari 36 album.Popularitas Nasida Ria melejit berkat lagu berjudul Perdamaian di album kelima yang dirilis tahun 1980-an.
"Lagu-lagu bernuansa futuristik seperti lagu "Perdamaian" dan "Tahun 2000" yang diciptakan tahun 1980-an, sampai sekarang lagu itu masih up to date. Lagu-lagu Nasida Ria dalam satu album lagunya bagus semua."
NASida Ria Sekarang banyak anak muda menyukai dan menjadi penikmat lagu-lagu Nasida Ria. Kami senang dengan konsep baru dan era digital karena tidak sulit cari kaset, tinggal buka Youtube bisa mendengarkan lagunya, tutupnya.Nasida Ria tak sekadar eksis. Kelompok musik tersebut berupaya melakukan regenerasi dengan melahirkan Ezura, grup kasidah milenial dengan nuansa pop.
Dilansir dari Wikipedia.org, Nasida Ria merupakan sebuah grup musik kasidah asal Semarang yang dibentuk pada tahun 1975. Di usianya yang sudah menginjak 40 tahun, Nasida Ria merupakan salah satu grup musik legendaris asal Kota Semarang. Keunikan grup musik ini adalah semua personelnya merupakan perempuan. Walau usia terus bertambah, mereka masih terus eksis bernyanyi hingga kini.
Lagu juga banyak memotret realitas yang ada atau memprediksi sesuatu yang akan tiba. Banyak lagu seperti itu, misalnya lagu kasidah yang pernah sangat populer, judulnya Tahun 2000. Lagu itu dibawakan oleh grup kasidah legendaris Nasida Ria
Setelah tahun 2000, Nasida Ria mengalami beberapa perubahan pada anggota, karena ada yang memilih keluar dan ada yang meninggal dunia. Kini, Nasida Ria memiliki 12 anggota, dengan manajernya anak dari HM Zain, yakni Choliq Zain.
Bagi pencinta musik kasidah, tentu nama grup musik Nasida Ria asal Semarang menjadi andalan untuk didengarkan. Selain mempunyai musik menarik, lagu-lagu mereka juga acap kali menyimpan lirik-lirik positif . Seperti contohnya salah satu lagu ter-hits mereka yakni perdamaian, yang menggambarkan bagaimana sebuah perang tidak ada manfaatnya. Selain hal tersebut, grup yang kabarnya sudah berdiri sejak tahun 70-an ini, juga punya lagu yang menunjukkan tentang kehidupan pondok pesantren.
Lebih jauh lagi tentang Nasida Ria, mereka diam-diam juga mempunyai lagu yang berbau-berbau seperti sebuah ramalan. Bahkan benar-benar tepat menggambarkan kehidupan Indonesia saat ini, padahal dibuatnya pada era 90-an. Lagu grup kasidah asal Semarang ini yang dimaksud adalah Tahun 2000. Di mana tembang yang bertema perubahan zaman tersebut, liriknya menunjukan bagaimana perilaku manusia akan kemajuan pesat sebuah teknologi.
Itulah tadi beberapa penggalan lirik lagu tahun 2000 milik Nasida Ria yang menjadi kenyataan. Meski tergolong aneh bin ajaib, namun kalau mawas diri bukan hal sulit untuk memprediksi apa yang terjadi beberapa tahun ke depan. Semoga ke depan Indonesia bisa menjadi negara lebih baik lagi.
Ada beberapa lagu dinyanyikan Nasida Ria yang taka sing di telinga masyarakat Indonesia sampai sekarang. Di antaranya lagu berjudul Perdamaian, Kota Santri, Tahun 2000, Bom Nuklir, dan lagu-lagu hits Nasida Ria lainnya. Para penonton tampak senang menyambut mereka, bahkan banyak dari mereka ikut menyanyikan lagu yang ditampilkan Nasida Ria.
Awalnya profesi Nasida Ria, mereka cuma memakai alat musik rebana. Sampai akhirnya Wali Kota Imam Soeparto Tjakrajoeda menyumbangkan beberapa alat musik untuk Nasida Ria. Sesudah tahun 2000, group kasidah Nasida Ria alami peralihan skema anggota karena ada yang telah keluar group dan ada yang telah wafat. Modern, Nasida Ria punyai 12 personil dengan manager Choliq Zain, anak dari HM Zain.
Setelah tahun 2000, pamor Nasida Ria menurun. Mereka sering melakukan gonta-gonta personel karena tak sedikit anggotanya yang meninggal dunia maupun hengkang dari band. Saat ini, Nasida Ria yang beranggotakan 12 pemain musik dimanajeri oleh Choliq Zain, anak dari HM Zain. Choliq menaruh perhatian besar tentang kaderisasi dan regenerasi. Dia gencar mencari anak-anak muda di seantero Semarang dan Jawa Tengah. Tujuannya untuk melakukan pembibitan generasi keempat Nasida Ria dengan membentuk tim junior yang beranggotakan siswi-siswi SMP dengan nama itu Qasidah ezzurA.
Sebelumnya, dalam perjalanan menuju rumah Buchori di kawasan Sambiroto, Semarang, Jawa Tengah, Choliq sudah memperdengarkan lagu itu kepada Jawa Pos. Lagu yang judulnya masih dirahasiakan itu bakal masuk album ke-35 grup kasidah legendaris Indonesia itu yang dirilis tahun ini.
Rien Jamain, salah satu personel Nasida Ria generasi pertama yang masih aktif sampai kini, merasakan betul keakuratan lagu-lagu karya Buchori dan Zain. Rien mengenang, ketika Zain meninggal karena kecelakaan mobil dalam perjalanan mengantar Nasida Ria tampil di Lamongan pada 1992, itu hanya berselang beberapa tahun setelah dia menciptakan lagu Tabrak Lari.
Lagu terfavorit Buchori adalah Tahun 2000. Dia menulis lagu itu sekitar 1982. Saat itu dia sudah melahap berbagai kajian ilmuwan di berbagai belahan dunia akan periode pergeseran zaman besar-besaran pada era milenium ketiga.
Dalam lagu itu, Buchori menulis manusia yang hidup berkalang mesin. Makan minum dilayani mesin, sampai tidur pun berkawan mesin. Realitas itu terbukti berpuluh-puluh tahun kemudian saat orang-orang tidur bersama dengan smartphone miliknya.
Grup kasidah Nasida Ria dibentuk pada tahun 1975 oleh HM Zain, seorang guru qiraah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Ia mengumpulkan 9 siswanya untuk menjadi grup dengan anggota Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah dan Nur Ain.
Nasida Ria awlnya merilis lagu dengan lirik bahasa Arab. Namun setelah diberi saran oleh Kiai Ahmad Buchori Masruri, Nasida Ria akhirnya menampilkan lagu-lagu berbahasa Indonesia. Beberapa lagu dari Nasida Ria yang cukup populer yakni "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku" dan "Kota Santri".
Setelah tahun 2000, grup Nasida Ria mengalami perubahan beberapa anggota karena ada yang sudah keluar dari grup dan ada yang sudah meninggal dunia. Kekinian, Nasida Ria punya 12 personel dengan manajer Choliq Zain, anak dari HM Zain.
Pada tahun 1999 setelah peristiwa Reformasi, di mana banyak terjadi kasus pelanggaran HAM yaitu Tragedi Mei 1998, Trisakti, Semanggi I & II, Penghilangan Paksa para aktivis di tahun 1997/1998, ibu-ibu kasidahan asal Semarang ini menjadikan HAM sebagai judul lagu mereka, berikut ini lirik lengkapnya: 2ff7e9595c
Comments